Hari ini sesudah kebaktian n lunch, kita pergi ke rumah Euis. Rencananya mau nonton film 'Facing The Giants' yang dipinjam dari Preacher kita.
Karena yang nontonnya lumayan banyak, ga mungkin'kan kalau nonton di TV, jadi kita pinjam projector ke salah seorang teman.
Untung rumah teman saya cukup besar dan ada dinding 'polos' yang cukup luas untuk dijadiin 'layar tancap' :P
Filmnya bagus bangett! Sebenarnya film ini pernah ada di bioskop. Waktu itu saya sempat lihat iklannya. Tapi karena gambarnya pemain football, saya jadi ga tertarik, dikirain 'film cowo' :P
Ceritanya sebenarnya cukup sederhana. Tentang Grant Taylor, seorang pelatih football di sebuah sekolah- Shiloh Christian Academy . Timnya udah beberapa kali kalah tanding. Beberapa orang tua bahkan memindahkan anaknya ke sekolah lain yang tim footballnya lebih ok.
Beberapa kejadian pada akhirnya membuat dia down banget. Dia merasa menjadi seorang pecundang. Dia gagal sebagai pelatih (timnya ga pernah meraih kemenangan). Dia gagal menjadi seorang suami yang seharusnya bisa menyediakan kebutuhan keluarganya (rumahnya rusak, mobilnya sudah beberapa kali mogok). Dia gagal menjadi seorang ayah (dia divonis mandul, padahal istrinya pengen banget punya anak). Puncaknya adalah ketika dia ga sengaja mendengar pembicaraan para orang tua yang menginginkan dia dipecat. Teman-temannya hadir di rapat tersebut, tapi ga membelanya! Dia merasa ditinggalkan oleh teman-temannya.
Yang menarik, ada 1 orang pendeta yang setiap hari mendoakan anak-anak di sekolah tersebut. Pendeta ini setiap pagi memegang locker para murid satu persatu sambil mendoakan supaya suatu hari akan ada kebangunan rohani di sekolah tersebut.
Sewaktu Grant down banget, pendeta ini datang ke kantornya dan kasih encouragement. Disini titik balik kehidupan Grant. Dia mulai menerapkan prinsip 'Give the best to God, and let God do the rest' ke timnya. Pertandingan bukan masalah mendapatkan ketenaran, piala dsbnya, karena semua itu akan hilang ditelan waktu. Yang terpenting adalah apa yang dinilai oleh Tuhan, yaitu usaha kita, bukan hasilnya.
Dan mulailah terjadi kebangunan rohani di sekolah tersebut. Salah seorang muridnya yang terkenal berandalan pun akhirnya bertobat dan mau menerima Kristus sebagai Juruselamat.
Ceritanya berakhir dengan happy end. Tim Grant memenangkan beberapa pertandingan, dan dia memiliki 2 orang anak. With God, nothing is impossible :)
Kalau nonton DVD, ada behind the scene dan cast-nya. Banyak hal yang ga disangka-sangka dhee... Misalnya, para pemain dan kru filmnya ternyata adalah jemaat gereja sendiri. Bahkan untuk pemeran antagonisnya yang kalau di film kelihatan bengis banget, ternyata di kehidupan nyata adalah seorang pastor! yang adalah mantan pemain gulat! (pantas wajahnya sangar :P)
Belum lagi, beberapa pemain filmnya diusahakan mirip-mirip dengan peran di kehidupan nyata mereka. Misalnya, pemeran dokter kandungan di film ternyata di kehidupan nyata juga seorang dokter...........tapi dokter jantung :P
Pokonya rame dheee filmnya! Bagi yang belum nonton, harus nonton!
Sesudah nonton, teman-teman saya mendoakan saya untuk ulang tahun saya beberapa hari lalu. Benar-benar mengharukan.... Ini pertamakalinya ulang tahun saya dirayakan ama teman-teman. Benar-benar ulang tahun yang ga akan saya lupakan.
Puji Tuhan saya sudah diberi teman-teman yang baik. Hadiah yang indah selama saya di SG bukanlah pekerjaan, tapi teman-teman seperti mereka :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment