Wednesday, May 6, 2009

The Hospital Musical Drama (Part III) * The Story 2 * - 11 Apr 2009

Scene 2

John n Daisy pulang dari dokter. Di ruang tamu mamanya sudah menunggu. Tadinya sih mereka mau kabur dari mamanya, apa daya.. ketahuan juga :P



Mamanya langsung menginterogasi mereka tentang hasil check-up ke dokter. John menjelaskan kalo dokter bilang kandungan Daisy lemah dan keguguran yang terakhir (Daisy udah keguguran 2x sebelumnya) membuat kondisi tubuhnya drop, dan akan berbahaya buat kesehatan janin di dalamnya.

Mama John langsung bete denger itu. Dia juga membandingkan mereka yang sudah menikah lebih dari 5 tahun dengan anak tetangganya yang sekarang udah punya 3 anak.

John bilang, kalau Tuhan berkenan, Tuhan akan memberikan pada waktunya. Mereka hanya perlu percaya dan berdoa kepadaNya. Mendengar hal itu, mamanya malah makin marah, "Tuhan..Tuhan..Tuhan..! Mau sampai kapan berdoa sama Tuhan? Kamu itu anak mama satu-satunya! Kamu tahu kalo Mama sering ditanya sama saudara-saudara kita tentang kalian? Kenapa udah menikah begitu lama masih belum punya anak, pertama-tama mama masih bisa bilang kalau kalian belum mau, tapi sampai kapan belum maunya? Mereka juga pasti bertanya-tanya. Mama ga mungkin kasi tahu mereka kalo kalian sudah keguguran dua kali...." (hii... ngomong dialog sepanjang itu sambil marah-marah, kebayang nda siih mamanya secerewet apa... :P)

Daisy bilang dia berjanji akan ikutin semua saran mama(mertua)nya itu, makan yang sehat dan banyak istirahat. Tapi mamanya malah bilang percuma, karena kalau dokter udah bilang bahaya ya artinya bahaya.

Mamanya kemudian mengingatkan bahwa sudah berkali-kali ia ingin mengajak mereka ke orang pinter. Anak teman mamanya udah bertahun-tahun ga punya anak tapi begitu kesana beberapa kali, ga lama langsung berhasil. Sang mama kemudian meminta mereka pergi sembahyang tapi ditolak. Hal ini semakin membuatnya marah, "Nah, itu! Kamu ga pernah mau dengerin omongan orang tua! Kalo kamu ga kasian sama mama ya udah, kalo sampai kalian keguguran lagi mama ga heran."

Daisy yang shock n stress langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba Daisy merasa mau muntah, pusing, kesakitan dan ga lama pingsan
Mama n John langsung panik dan Daisy dibawa ke hospital.

Scene berganti ke hospital....

John menatap istrinya yang terkulai lemas. Yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa..


Janji yang indah itu terbang
Harapan itu melayang
Kini yang ada, hanya tanda tanya
Akan doa yang tak terjawab
... dst

Salahkah kami, Tuhan, yang setia?
Sampai kapankah kami harus menunggu?

Salahkah kami Tuhan, yang meratap?
Sampai kapankah kami harus menanti?

Haruskah kami melangkah
dalam tawaran yang bukan jalan dan kehendakMu?
Haruskah kami meny’rah dalam pengharapan?
Haruskah kami menyimpang dari Engkau?

Demi mendapat buah cinta,
yang kami nanti dengan air mata……


Huhuhu TT__TT Sedih...

Janitor yang sedang membersihkan lantai didepan kamar mereka berkata, "Kasihan sekali. Mereka yang diberi malah menyia-nyiakan, mereka yang mengharap malah tidak dijawab. Hidup memang penuh misteri.."
Fokus beralih ke Om Roy yang didorong di kursi roda (Hehehe... kursi roda asli donk :P)




Tiba-tiba kepalanya mulai terasa sakit dan dia pun berteriak-teriak kesakitan sampai jatuh dari kursi roda.. Janitor dan istrinya langsung menolong, sementara anaknya memanggil dokter.

Suster Anna yang kebetulan lewat kaget dan marah karena pasien dibawa keluar tanpa pengawasan dokter. Tapi begitu ketemu dokter, ee... langsung deh sikapnya manis -_-!



Suster junior: "Bapak liat ga suster kepala! Main perintah, tapi begitu dokter datang langsung muka manis! U-uh! Be-te!"

Adegan ini juga ditutup dengan janitor yang berkata, "Dulu..dia pun anak baru yang manis. Ramah dan ceria kepada semua, semangat dalam bekerja, menghibur pasien lewat senyumannya. Tapi, waktu 5 tahun telah mengubahnya begitu rupa. Perlakuan keras dari suster kepala sebelumnya telah mengubahnya menjadi keras dan dingin. Benar, manusia dibentuk dari lingkungannya, seseorang bisa berubah begitu rupa kalo ia tidak bisa menjaga hatinya.."

---------------------------------------- layar ditutup

Scene 3

Sementara itu Friska yang lagi frustasi karena ditinggal ama pacarnya (yang selalu dia banggakan), jalan luntang-lantung hujan-hujanan dijalanan..



Teman-temannya berusaha mengajak dia kembali clubbing, tapi ditolaknya..



Friska mulai menyadari kesalahannya..

Apa artinya? Apa artinya?
Kuteruskan hidup yang sia-sia
Siapakah aku? Siapakah aku?
Hanyalah sampah yang tak berharga
Tangisilah aku
Seluruh dunia memalingkan muka
Tangisilah aku
Seluruh bumi menutup telinga
... dst

Friska bermonolog.. mengingat-ingat kasih ayahnya..

Papa..
Aku yang meninggalkanmu
Bukan kau yang membuangku
Aku yang tlah memilih untuk begini
... dst

“Bolehkah aku pulang... Papa?”

Adegan shift ke ruangan lain di mana Om Roy sedang dirawat.



Suster junior ini sedang berusaha menghibur Om Roy. Tapi ya... Om Roy-nya udah sekarat gituh, gimana bisa bereaksi -___-!

Suster Anna ngga sengaja melihat mereka berdua. Dia pun teringat akan masa-masa dulu ketika dia masih peduli dengan para pasiennya, ketika pekerjaan menjadi seperti pelayanan demi melihat senyuman para pasiennya..

Dia mulai menyesali akan sikapnya selama ini....

Oh... Ada apa dengan aku ini?
Kenapa hati ramah berubah beku
Kenapa s'mangat ku berubah layu
... dst



Oh... Kurindukan diriku yang dulu...
Ketika ci-ta merasuk su-kma
Kemanakah aku...?

Adegan shift ke John n Daisy.



John sudah mulai kehilangan imannya.. Dia pun meminta Daisy mempertimbangkan usulan untuk pergi ke orang pinter!! @0@!!

Kontan Daisy kaget, dia meminta John untuk terus berdoa, tapi John langsung marah, "ebih banyak berdoa?? Apa tidak cukup doa kita selama ini?? Kalau Tuhan memang masih bersama kita, kita pasti sudah dikaruniai anak sekarang. Tidak mungkin Ia memberi kita harapan, dan mengambilnya dengan menggugurkan kandunganmu. Mungkin Tuhan memang sudah meninggalkan kita, Daisy!"

Mereka pun terdiam...............

Tiba-tiba terdengar teriakan, lalu fokus adegan kembali ke kamar Om Roy. Om Roy kejang dan berteriak kesakitan, istri dan anaknya mulai panik, dokter dan suster junior bergegas masuk untuk memeriksa apa yang terjadi. Om Roy kehilangan kesadaran....



Dokter berusaha menyelamatkannya....

------------------------------Freeze------------------------------

Janitor masuk ke panggung. Dan mulai menyanyi.. (Janitor bernyanyi seakan-akan mau merelate antara penderitaan setiap tokoh dengan penderitaan yang sudah dialami oleh Kristus..)



Ini bukan karena suara Janitornya jelek yah! Suaranya bagus loh :). Janitor seakan menyanyikan buat Suster Anna, tapi suster Anna tidak mau peduli dan tetap menutup telinga.



Manusia, ingatkah TUHAN-mu?
Cambuk yang merobek daging-Nya
Mahkota duri yang menusuk tiap sudut kepala-Nya
Paku yang menembus tulang menggantung-Nya
Ingatlah sengsaraNya, dan berat tanggungan-Nya
Ia pernah, dan Ia mengerti
... dst

Janitor lalu pergi meninggalkan panggung, dan adegan kembali unfreeze dan fokus ke kamar Om Roy



Tuhan, kepadaMu kuserahkan nyawaku (Om Roy lalu tergeletak lemas, dan bunyi dari mesin menunjukkan kalau jantungnya sudah berhenti berdetak dan sudah tidak ada tanda2 kehidupan lagi.. :'(

Dokter keluar ruangan. Melihat ayahnya dari jauh, Friskapun berdiri, dan dengan ragu-ragu berjalan sangat perlahan mendekati papanya.



Dokter itu, yang melihat Friska dari jauhpun pertama-tama ragu-ragu apakah ia tidak salah liat, lalu iapun berlari mendekati anak yang ia kasihi itu dan memeluknya...

-------------------------- The End --------------------------

Epilog

Para pemain keluar satu persatu dan meringkas perjalanan hidup mereka dalam nyanyian :)

Yang ditutup dengan 1 keyakinan:

Tuhanku mengerti Yesusku peduli
tanda salib bukti cinta kasihNya
Hatiku bersuka kutemukan jawabnya
pada diriNya penebus hidupku



Hehe... Om Roy pake jubah putih karena dia'kan udah meninggal ^^



Dilanjutkan dengan khotbah singkat dari ko Budi



Ditutup dengan Epilog 2, kali ini semua pemain + dancers keluar n jemaat diajak menyanyikan lagu tema Hospital :)

What a show ^^..............

All photos taken from: GPBB Gallery

No comments: