Saturday, January 12, 2008

Sy Roger - 12 Jan 2008

Hari ini ketemuan ama dede Wolfie yang paling kecil, cewe, kuliah di Jakarta ambil jurusan Bahasa Mandarin.

Hari ini di rumah Wolfie lagi sibuk karena ACnya mo dibetulin semua. Rencananya mo ke PP bareng n mo ngomongin buku. Cuma semuanya ga jadi karena Wolfienya sakit... Tapi dia janji, kalau dia bakal jaga diri n minum vit C tiap hari.

PPnya pemutaran film, tapi ga dari awal sih. Film tentang khotbah Sy Roger. Dia pendeta yang dulunya jatuh dalam dosa homoseksual. Di 3 detik awal pemutaran film, Bebert udah ketawa... Dia bilang kalau si Sy Roger emang kelihatan gay. Kaya cewe... Hebat Bebert, padahal baru 3 detik pertama lhoo!! (udah pengalaman yah Bert? hihihi...)

Kalau dilihat dari fotonya, ga kelihatan kaya cewe sih... Tapi kalau dia lagi bicara, bahasa tubuhnya itu agak-agak...gimanaaa gituh. Pokonya, kelihatan deh dia agak ke'cewe-cewe'-an



Sy mulai bercerita asal mulanya dia jadi homoseksual. Dimulai ketika dia berusia 3 tahun, dia mengalami pelecehan seksual. Bayangin, baru umur 3 tahun lho!!

Kemudian di usia 5 tahun, mamanya meninggal karena kecelakaan. Papanya menitipkan dia ke saudaranya. Tapi, karena waktu itu Sy masih kecil, dia kira papanya menelantarkan dia. Padahal sebenarnya papanya peduli ama Sy, dia hanya mau supaya Sy bahagia. Dia ga mau Sy tinggal ama dia yang sedang depresi karena kehilangan istri tercintanya.

Waktu Sy umur 11 tahun, papanya menikah lagi. Dia tinggal dengan papa dan mama tirinya. Semuanya kelihatan ok ok aja dari luar. Sy aktif di gereja, sekolah dan bahkan dia juga ikut dalam tim football. Tapi pelecehan seksual yang dia alami waktu kecil masih membekas di ingatannya yang pada akhirnya membuat dia failed to feel "man enough."

Ketika Sy ikut dalam program pertukaran mahasiswa ke Brazil, dia melihat kalau di Brazil orang-orangnya lebih terbuka menghadapi homoseksualitas. Dan akhirnya dia berkata pada dirinya, "I'm attracted to other guys, and everyone else seems so certain that I'm gay. So I guess that's what I really am."

Disini bisa kelihatan kalau ternyata lingkungan juga mempengaruhi pembentukan identitas seseorang. Makanya, jangan suka mengolok-olok atau menghina orang. Sedikit banyak ucapan kita itu juga membentuk mereka.

Sy kemudian pergi untuk memenuhi wajib militernya. Dia ditempatkan di Hawaii. Disana banyak juga pasangan yang gay. Sesudah dia selesai memenuhi wajib militernya, dia kembali ke US. Dia mendapat surat dari satu pasangan gay yang sudah menikah. Mereka bilang kalau mereka udah meninggalkan kehidupan homoseksual mereka dan mereka mengajak Sy untuk baca Alkitab. Waktu mengetahui hal itu, Sy merasa marah dan kecewa.

Sy kemudian melanjutkan kuliah. Tapi teman-teman kuliahnya ga memperlakukan dia dengan baik. Beberapa temannya yang adalah orang Kristen berusaha menjangkau Sy. Tapi mereka err.....ga melakukan pendekatan yang baik laa... Mereka bilang, "Sy, kamu tau'kan kalo homoseksualitas itu dosa?", dsbnya.... Yang pastinya sih setelah mendengar mereka bicara, Sy bukannya insaf, malah sebal.

Ya iya la... Dia jadi merasa dihina. Menurut saya, JALAN PALING BURUK DALAM MENJANGKAU SESEORANG ADALAH DENGAN MENGHINA KEPERCAYAAN YANG MEREKA PEGANG. Mereka bakal merasa tersinggung banget dan mulai berpikir, "Ih, emangnya Orang Kristen aja yang paling benar? Sombong banget! Gua ga mau jadi Orang Kristen. Munafik!" dsbnya.......

Anyway...Sy merasa tersiksa dengan penolakan teman-temannya, dan dia berhenti kuliah setelah menjalani 2 semester yang sangat menyiksa dia....

Sy akhirnya pergi ke therapist yang mendiagnosa dia sebagai transeksual yang siap untuk menjalani operasi ganti kelamin. Dia tentunya minta 2nd opinion, yang juga menyarankan dia untuk operasi di John Hopkins Hospital in Baltimore, MD - sebuah rumah sakit yang terkenal dalam hal operasi ganti kelamin pada masa itu. Tapi mereka ga bisa sembarang operasi. Sy harus menjalani 2 tahun masa percobaan hidup sebagai wanita. Dan Sy pun ok with it, tapi ortunya ga setuju. Mereka bilang, kalau Sy mau hidup dengan penampilan kaya wanita begitu, lebih baik out dari rumah. Dan....Sy out dari rumah loooo....

Sy menjalani hidup sebagai wanita selama satu setengah tahun. Dari luar, penampilan dia kaya cewe. Di juga terkenal di kalangan para gay, tapi dia ga happy. Dia sadar kalau operasi ganti kelamin ini ga menyelesaikan masalah. Operasi itu bisa merubah dia dari luar, tapi ga dari dalam.

Sampai satu malam, Sy teringat lagu "Jesus Loves Me" yang suka dinyanyiin di Sunday School. Disana dia mulai merenung. Apakah Tuhan Yesus masih mau menerima dia yang sudah jatuh dalam dosa homoseksual ini? Akhirnya Sy berlutut dan berdoa. "God, please show me what to do. I'm so confused. If You don't want me to pursue this sex change, then show me. I'll do what You want."

3 hari kemudian Sy mendengar di berita kalau John Hopkins udah ga mau melayani operasi ganti kelamin lagi!

Tapi Sy masih bingung. Kalau Tuhan ga mau dia jadi wanita, pastinya Dia mau Sy jadi pria. Tapi Sy merasa ga mampu... Dia kemudian mulai pelan-pelan merubah dirinya kembali jadi pria. Dia udah ga minum obat hormon wanita dan membuang gaun-gaunnya n mulai beli baju cowo.

Satu malam, Sy merasa sesak nafas. Dia kemudian memohon pada Tuhan, "Please don't take me like this! Let me live to know You first".... Sesak nafasnya pelan-pelan hilang... Disana dia menyadari kebutuhannya akan pemulihan hubungannya dengan Tuhan. Tapi bagaimana? Dia membuka Alkitab, tahu bahwa ia akan menemukan jawabannya disana:

18 Come now, let us reason together, says the LORD. Though your sins are like scarlet, they shall be as white as snow; though they are red as crimson, they shall be like wool.

19 If you are willing and obedient, you will eat the best from the land;

20 but if you resist and rebel, you will be devoured by the sword. For the mouth of the LORD has spoken.
- (Isaiah 1:18-20)

Sesudah membaca ini, Sy mengaku dosa di hadapan Tuhan dan berdoa, "God, I cannot change what I am, but I'm willing to be changed. I know You have the power. Make me the man You want me to be!"

Sy pun bertekad untuk berubah. Tapi perubahan itu ga mudah. Seperti yang dikatakan Sy, "There were some rough times following my conversion. Seeking to establish myself in fellowship, I found that some people had a hard time relating to me. Though I dressed in men's clothing and had short hair, the residual effeminate mannerisms, high voice, and all the results of female hormones caused many people to mistake me for a girl. At first I was crushed with humiliation, but I was determined to live for God."

Tapi semua itu adalah proses, karena Tuhan ga mau mengubah Sy dalam sekejap. Dia mampu, tapi Dia ga mau. Dia ingin Sy belajar melalui proses perubahan itu. Sy bilang, "Perhaps my greatest discovery at this time was that I didn't have to "pretend" to be free and straight, and I didn't have to fight my weaknesses by myself. I could be honest and cry out, "I am weak - help me, Lord!" By His grace I withstood those difficult months of transition".

Tahun 1980, Sy bergabung dengan 1 gereja yang mau menerima dia apa adanya. Dia disambut dengan hangat, dan disana dia bertumbuh. Dia bertemu dengan Karen yang merupakan rekan sepelayanannya. Lama kelamaan Sy jatuh cinta dengan Karen dan akhirnya mereka menikah dan memiliki anak.

Bukan itu saja, Sy pun akhirnya membaptis ayahnya!! Dan itu merupakan hari yang paling menggembirakan bagi dia...

Semua cerita Sy yang lengkap bisa dilihat di http://www.stonewallrevisited.com/pages/sy_r.html

Beberapa bagian di posting ini mungkin ga ada di web-nya karena saya tambah dari apa yang saya dapat di filmnya dan juga beberapa komentar saya :P

Cerita Sy ditutup dengan 1 bagian yang indah:

"One evening while I was preparing for bed, the Lord spoke to my heart saying,

"Look in the mirror - tell Me what you see."

I looked for a moment and said, "I see a new creation!"

He said, "Yes, but look again."
So I did, and then said, "I see a child of the King - a servant of Jesus - and beauty from the ashes of my old life."


Yet I knew these weren't the answers He was looking for. What was the Lord trying to show me?
I looked at in the mirror again.
"What do you see, My son?"
At last I understood. "I see that the man, the man in the mirror - is me."


Wiiih..........God is sooooo amazingg!!! Sayang Wolfie ga ikut nonton :'(. Padahal khotbahnya ok lhoo.....................

No comments: